Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian dan Macam-Macam Ideologi yang Berkembang di Dunia

Pengertian dan Macam-Macam Ideologi yang Berkembang di Dunia - Karena memberikan pengesahan kepada pemerintah, ideologi membenarkan adanya status quo. Tetapi ideologi juga bisa digunakan oleh para pembaharu atau pemberontak untuk menyerang status quo.

Ideologilah yang memungkinkan adanya komunikasi simbolis antara pemimpin dan yang dipimpin, untuk berjuang bahu-membahu demi prinsip bukan pribadi. Ideologi juga merupakan suatu pedoman untuk memilih kebijakan dan perilaku politik. Dan ideologi memberikan cara kepada mereka yang menginginkan serta kepada yang yakin akan arti keberadaannya dan tujuan tindakannya. Karena itu keberhasilan suatu ideologi tertentu, sedikit banyaknya merupakan masalah kepercayaan yang lahir keyakinan yang rasional. Dan ini berlaku sama baik untuk ideologi yang bersifat demokratis atau otoriter

Komunisme

Komunisme adalah suatu paham yang mengutamakan persamaan yang merata tanpa ada perbedaan dalam segala hal. Komunisme tidak memandang semua bentuk pemerintahan dan organisasi politik sebagai sesuatu yang paling tidak dikehendaki oleh semangat manusia dan kebebasan yang utuh. Bahkan dalam masyarakat komunis yang paling sempurna, beberapa bentuk organisasi politik masih akan tetap diperlukan, Komunisme juga lebih rinci dari pada Anarkisme dalam menyerang akibat-akibat dari pemilikan pribadi. Bagi kaum komunis, pemilikan pribadi tidak dapat tidak akan membawa ketimpangan social, ekonomi dan politik.

Ciri-Ciri Komunisme
  • Distribusi pendapatan sesuai dengan kebutuhan, bukan lagi sesuai dengan pekerjaan yang harus dilakukan.
  • Tanpa Kelas
  • Melemahkan Negara
  • Produktivitas sangat tinggi sehingga kehidupan makin makmur dan sejahtera
  • Kesadaran Sosial yang tinggi – orang bekerja tanpa perangsang
  • Persamaan makin besar tetapi tidak ada persaman Absolut
  • Ekonomi Terpimpin
  • Ekonomi dikelola oleh asosiasi para dosen yang bebas dan adil
  • Perbedaan diantara pekerjaan hilang, sehingga tidak ada pembedaan social antara kota dan desa
  • Tiap orang melakukan pekerjaan fisik maupun intelektual yang kurang lebih sebanding.

Efek perubahan yang paling langsung terhadap komunisme (sejati) adalah pada stratifikasi dan sistem mobilisasi social. Karena kelas-kelas tidak akan ada lagi dan karena tidak ada perbedaan diantara jenis-jenis pekerjaan, maka stratifikasi social akan minim. Dalam masyarakat tanpa kelas atau atau masyarakat yang hanya memiliki satu kelas, tidak akan ada basis bagi perbedaan yang signifikan diantara manusia. Signifikan bagi Marx berarti ekonomis, tetapi dia tidak meramalkan suatu penyamarataan yang sempurna. Perbedaan individu tetap ada tetapi itu tidak lagi merusak bagi individu atau masyarakat seperti yang dijumpai Kapitalisme dan semua sistem ekonomi lainnya sebelum Kapitalisme. Mobilitas pekerja akan meningkat besar, karena seseorang akan mampu bergerak lebih bebas diantara posisi-posisi yang ada.

Pengertian dan Macam-Macam Ideologi yang Berkembang di Dunia_
image source: gbtimes.com
baca juga:

Sosialisme

Sosialisme adalah mendukung suatu sistem ekonomi yang mengarah kepada kesejahteraan umum. Sosialisme merupakan suatu aliran yang digunakan sebagai dasar untuk menentang pemilikan secara perorangan. Menurut george Lansbury dalam bukunya “My England” Sosialisme adalah cinta kasih, kerja sama, dan persaudaraan dalam setiap masalah kemanusiaan.

Ciri-Ciri Sosialisme:
  • Kelas penguasanya tidak memiliki kekayaan pribadi
  • Kesejahteraan/ Kemakmuran milik bersama diatur oleh negara
  • Pemusatan ekonomi ditangan elit-elit politik.

Kapitalisme

Secara etimologis berasal dari kata caput, yang artinya Kepala Kesejahteraan. Jadi makna model dalam kapital seharusnya diinterpretasikan sebagai kesejahteraan, definisi kapital mulai dikembangkan dengan akumulasi keuntungan yang diperoleh dalam setiap transaksi ekonomi, iterpretasi awal dari Kapitalisme adalah proses pengusahan kesejahteraan dalam memenuhi kebutuhan.

Pada saat ini Kapitalisme dapat pula diterjemahkan sebagai : Sekelompok kaum borjuis yang menguasai roda perekonomian dan politik dengan cara menghendaki kebebasan dalam mekanismenya sendiri serta pencapaian keuntungan sebanyak-banyaknya.

Ciri-Ciri Kapitalisme :
  1. Pemilikan seseorang (individual Ownership). Dalam sistem kepemilikan alat-alat produksi (tanah, pabrik, mesin, sumber alam) dikuasai secara perorangan bukan oleh negara. Prinsip ini tetap mengakui adanya pemilikan negara yang berwujud monopoli yg bersifat alamiah atau menyangkut pelayanan jasa kepada masyarakat umum , tetapi hal tersebut lebih dianggap sebagai pengecualian daripada bagian dari pengaturan.
  2. Perekonomian Pasar (market economy), prinsip yang lain dari sistem kapitalis adalah perekonomian pasar. Dalam masa pra-kapitalis pada umumnya perekonomian bersifat local dan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Perekonomian pasar dalam sistem kapitalis didasarkan pada spesialisasi kerja.
  3. Persaingan (competition), suatu ciri pokok lain dari ekonomi pasar adalah persaingan.dalam perekonomian pra-kapitalis faktor adat atau kebiasaan dan kegunaan menentukan suatu barang atau jasa berharga atau tidak dan ada banyak orang yang sama sekali tidak dapat bersaing karena mereka berada diluar beberapa jenis pekerjaan dan perdagangan.
  4. Keuntungan (profit), keuntungan adalah merupakan tujuan utama dari sistem kapitalis.

Anarkisme
  • Kata Anarkisme berasal dari kata Yunani anarchy yang secara harafiah berarti “tidak mempunyai pemerintahan”
  • Kebebasan individu yang sepenuhnya hanya bisa diwujudkan setelah lembaga-lembaga penopangnya dapat dihancurkan leburkan
  • Kekerasan yang bersifat anarki dilakukan senderi oleh individu-individu dan bukan oleh kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi yang menganut garis-garis besar rencana yg menyeluruh untuk mewujudkan anarkisme
  • Sebenarnya anarkisme bukanlah ajaran yang mengajarkan kekerasan. Akar pemikiran anarki ada pada zaman zeno of citium (abad 336-264 SM) dan beberapa ajaran yang menolak kekerasan pada zaman Yunani kuno. karena ajaran itu telah berkembang selama berabad-abad akibatnya anarkisme telah menjadi suatu pandangan yg ekstrim tentang kebebasan individu dan tentang organisasi social yang tanpa peringkat atau wewenang.
  • Pangkal tolak pemikiran anarkisme “ satu-satunya wewenang yang mempunyai kekuatan moral dan keabsahan adalah wewenang yang oleh setiap individu diberikan kepada dirinya ”
  • Rousseau “ hak individu untuk mengatur dirinya sendiri tidaklah boleh dikesampingkan dantidak dapat diwakilkan. Pelaksanaan hukum bisa saja diwakilkan, tetapi tidak dalam pembuatannya. Pembuatan peraturan dan kebijakan adalah hak istimewa setiap individu, karena merekalah yg mempunyai kepentingan dan kebutuhan. “ setiap warga negara adalah pengatur dirinya sendiri” merupakan ciri yang paling lebar dari posisi kaum anarkis.

Marxisme

Ketika kita berbicara mengenai ajaran Marxis, pikiran kita akan langsung terarah kepada kajian mengenai teori kelas, karena memang pemikiran-pemikiran Marx pada akhirnya mempunyai titik temu pada kajian teori kelas ini.

Menurut karl Marx negara tidak mengabdi kepada kepentingan seluruh masyarakat, melainkan hanya melayani kepentingan kelas – kelas sosial tertentu saja. Negara secara hakiki merupakan alat dalam tangan-tangan kelas atas untuk mempertahankan kedudukan mereka. Dalam suatu masyarakat yang sungguh-sungguh manusiawi, yang bebas dari penguasa kelas, negara tidak mempunyai fungsi lagi.

Marx menolak paham bahwa negara mewakili kepentingan seluruh masyarakat. Negara dikuasai oleh dan berpihak kepada kelas-kelas atas. Tindakan – tindakan negara selalu akan menguntungkan kelas-kelas atas meskipun kadang – kadang juga menguntungkan kelas - kelas bawah. Walaupun negara mengatakan bahwa ia adalah milik semua golongan dan bahwa kebijaksanaannya demi kepentingan seluruh masyarakat, namun sebenarnya negara melindungi kepentingan kelas atas ekonomis. Maka negara menurut Marx termasuk lawan kelas – kelas bawah. Negara bukan milik dan bukan kepentingan mereka. Dari negara mereka tidak mendapat sesuatu yang baik.

Karena pemikiran Karl marx tentang negara berpengaruh luas, baik dalam sekian banyak aliran Marxisme yang subur sampai sekarang, maupun sebagai komponen ideologi komunis yang pernah menjadi salah satu ideologi besar didunia, maka kita dapat menganalisa apakah ajaran Marxis ini relevan dengan kondisi Indonesia saat ini

Relevansi Marxisme Dengan Kondisi Indonesia Saat Ini

Jika pertanyaan ini dikedapankan dan dijawab dari sisi ideologis, tentu jawabannya tidak ada relevansinya sama sekali sebab kita tidak menggunakan dan dan tidak pernah menganut ideologi Komunis dalam sejarah perkembangan negara kita hingga saat ini. Meskipun Indonesia pernah memiliki Partai Komunis Indonesia (PKI) dan pada zaman Presiden Sukarno pernah berinteraksi dengan negara – negara Komunis seperti poros Jakarta – Peking. Jawaban tersebut dapat kita ambil jika kita melihat dari sudut pandang Marxisme sebagai salah satu komponen dari ajaran idologi komunis (meskipun landasan komunis itu sendiri bukan semata-mata diletakan oleh ajaran – ajaran Marx).

Memang pada kenyataannya hal yang diidam-idamkan oleh marx dengan terjadinya suatu revolusi oleh kelas proletar terhadap kaum Borjuis atau pemegang kapittal dan kemudian setelah itu bertindak sebagai pemegang tampuk kekuasaan tertinggi dalam suatu institusi negara, tidak pernah terjadi dalam dunia nyata, hal tersebut masih sangat bersifat utopis.

Namun pada prinsipnya jika melihat Marxis dari segi ajarannya sebagai suatu kajian ilmu, dapat kita golongkan bahwa apa yang terjadi di Indonesia saat ini menggunakan esensi – esensi Marxisme. Contohnya adalah ketika terjadi demo besar-besaran menuntut Suharto turun pada tahun 1998 yang disebabkan oleh krisis moneter, yang meskipun bukan dinamakan sebuah revolusi melainkan reformasi namun yang terlihat adalah upaya kaum kelas bawah untuk menggulingkan kelas atas (sesuai dengan esensi Marxism).

Kemudian esensi esensi utama lainnya seperti ketidak berpihakan negara terhadap kaum-kaum miskin (dalam bahasa Marx adalah kelas-kelas bawah yang disebut proletar), dapat kita bandingkan dengan kondisi negara kita saat ini dimana yang miskin semakin susah yang kaya semakin makmur dengan menafikan cara-cara dan usaha-usaha untuk mendapatkan kekayaannya oleh kelas-kelas atas.

Dilain pihak pendapat Marxis yang mengatakan negara dikuasai dan melindungi kepentingan kelas ekonomis juga secara tersirat menunjukkan kondisi Indonesia saat ini, yaitu dimana banyaknya toleransi yang diberikan kepada para pengusaha-pengusaha besar misalnya saja terhadap pinjaman utang luar negerinya yang sering mendapat keringanan dan kompromis dari pemerintah Indonesia. Dialin pihak para buruh pekerja sangat kurang diperhatikan nasibnya seperti permasalahan Upah minimum regional (UMR) standar dari mereka yang sering kali tidak memadai dan tidak manusiawi. Daya tawar mereka pun terhadap para kaum pemodal (kapitali) atau pengusaha juga sangat rendah sehingga kondisi mereka tetap dalam posisi yang ditekan.

Kondisi ini paling tidak menunjukkan bahwa esensi dari ajaran Marxis secara tidak langsung teradopsi oleh serapan kultur masyarakat Indonesia dengan bercermin pada kondisi Indonesia saat ini.

Jadi jika kita ditanya apakah Marxisme masih relevan dengan kondisi Indonesia saat ini, maka secara harfiah adalah tidak relevan dan tidak akan pernah relevan dengan dengan kondisi Indonesia saat ini, sebab jika dikatakan relevan berarti kita mengadopsi Marxisme sebagai salah satu ajaran ideologi yang kita anut, dan disisni pada kenyataanya tidak sama sekali. Juga seperti yang telah disebutkan diatas dari sudut pandang ideologis Marxisme tidak relevan dengan kondisi Indonesia terutama dari kondisi Indonesia saat ini. Penolakan tersebut disebabkan juga oleh pada kenyataannya cita-cita revolusi dari kelas Proletar yang diinginkan oleh Marx tidak pernah terbukti dan teruji secara empiris.

Namun yang perlu menjadi perhatian adalah didalam ketidak relavan-an tersebut, ternyata esensi-esensi ajaran Marxis memang ada yang bersentuhan dengan kondisi Indonesia saat ini (seperti yang telah di bahas dan dicontohkan diatas) persentuhan atau persinggungannya adalah dari esensi ajarannya saja bukan dari Marxisme sebagai sebuah cikal bakal ideologi sosialis yang komunis.

Persentuhan esensi Marxismei denan kondisi Indonesia saat ini hanyalah sebagai wacana analisa perbandingan, bukan sebagai wacana inti yang diadopsi untuk mendukung kondisi Indonesia saat ini. Sebab persentuhan atau persinggungan ini hanya bersifat analisa pada tataran teoritis bukan pada tingkat analisa aplikatif. Hal ini disebabkan Kondisi yang terjadi di Indonesia saat ini bukanlah dibentuk oleh ajaran Marxisme tersebut, melainkan terbentuk secara periodik (oleh waktu dan zaman) yang tidak berniat dan tidak mengacu pada ajaran Marxisme. Jadi sekali lagi, terdapatnya persentuhan atau persinggungan “esensi-esensi” ajaran Marxis bukan berarti ajaran Marxis relevan dengan kondisi Indonesia saat ini. Dimana persentuhan atau persinggungan ini lebih bersifat analisa pada tataran teoritis.

Tahap-Tahap Sejarah dan Perbedaan
 Fundamental
Feodalisme Kapitalisme Sosialisme Komunisme
Kekuatan yang menentukan Alam (kebutuhan material dasar) Milik pribadi (digunakan utk kepentingan pribadi Milik social (digunakan utk memajukan kesejahteraan umum) Kebutuhan manusia (terutama psikologis dan kreatif)
Ciri ekonomi yg utama Keluarga pemenuhan secukupnya Spesialisasi tugas ; sistem pabrik Pemilikan negara atas alat-alat produksi dan perencanaan ekonomi Indepedensi ekonomi bersama dgn materi yang berlebihan bagi semua; tiada pemilikan pribadi
Organisasi politik Lemah atau monarki yang tersentralisasi Pemerintahan parlementer yang dikuasai oleh kaum borjuis Pemerintahan pusat yang kuat berdasarkan kekeuasaan mayoritas (kediktatoran proletariat) Pemerintah (menampilkan fungsi-fungsi perencanaan umum) berdasar konsensus rakyat
Ciri sosial yang utama Ketimpangan yg tinggi berdasarkan status yg diwariskan Ketimpangan yang tinggi berdasarkan kekayaan Ketimpangan rendah berdasarkan jasa dan fungsi ekonomi Tiada pembagian kelas; apapun ketimpangan yang ada adalah berdasarkan perbedaan dalam temperamen kreatif

Sekian artikel tentang Pengertian dan Macam-Macam Ideologi yang Berkembang di Dunia. Semoga bermanfaat.

Daftar Pustaka
  • Ebenstein, William & Edwin Fogelman, Isme-Isme Dewasa Ini, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1994
  • Rodee, Carlton clymer, Pengantar Ilmu Politik, Raja Grafindo Persada, Jakarta 2000
  • Sargent, Lyman Tower, Ideologi-Ideologi Politik Kontemporer : Sebuah Anakisis Komparatif. Penerbit Erlangga, Jakarta, 1987
Nikita Dini
Nikita Dini Blogger, Internet Marketer, Web Designer

Posting Komentar untuk "Pengertian dan Macam-Macam Ideologi yang Berkembang di Dunia"